HomeObolan SantaiPeran Sholat Berjamaah dalam Mengenal Tetangga

Peran Sholat Berjamaah dalam Mengenal Tetangga

Setelah menikah dan memutuskan untuk tinggal pisah dengan orang tua, saya mendapatkan sebuah hal baru yang menarik yaitu lingkungan dan tetangga baru.  Sebenarnya bukan pertama kalinya saya berpindah rumah yang sekaligus bertemu dengan lingkungan baru. Di lingkungan perumahan sebelumnya, kesempatan untuk berinteraksi dengan tetangga sangat minim. Biasanya warga perumahan hanya bertemu ketika arisan, itupun sebulan sekali dan tidak semua warga menjadi pesertanya. Selebihnya adalah rutinitas membosankan, dimana rata-rata penghuni perumahan memiliki pola yang sama yaitu pergi ke kantor sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam. Saat hari libur pun masing-masing warga lebih memilih memanfaatkannya bersama keluarga. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi interaksi sosial antar tetangga di lingkungan perumahan tersebut.

Sekarang, di lingkungan tempat saya tinggal saat ini, masalah interaksi antar tetangga juga tetap muncul walaupun tidak “separah” sebelumnya. Perumahan yang sekarang memang tidak se-“elit” sebelumnya, mungkin itu juga yang berpengaruh terhadap kondisi interaksi sosial warganya. Namun demikian, masalah rutinitas pergi dan pulang kantor tetap menjadi penghambat untuk memenuhi kebutuhan sosial yang satu ini.

Hikmah Sholat BerjamaahSatu hal yang saya syukuri dari lingkungan baru ini adalah kemudahan menjangkau masjid. Ya, saya pernah menghitung untuk pergi ke masjid dari rumah hanya butuh sekitar 250 langkah. Jika satu langkah kaki kira-kira setengah meter, maka jarak tempuh ke masjid tidak lebih dari 150 meter. Waktu tempuh pun cukup singkat, jika saya berangkat saat adzan mulai berkumandang maka sebelum muadzin selesai melantunkan adzan biasanya saya sudah sampai.

Lalu hanya itukah yang bisa didapatkan dari posisi rumah yang dekat masjid? Tentu tidak, karena maksud tulisan ini sendiri adalah berbagi saran agar pembaca bisa memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi dengan tetangga sekalipun harus menjalankan rutinitas ala kantoran.

Berbicara tentang masjid dan letaknya yang dekat tentu tidak akan jauh-jauh dari mudahnya melaksanakan sholat berjamaah dan mengikuti kajian rutin di sana. Saya hanya akan membahas 2 hal yang identik dengan masjid tersebut dari sisi Hablum Minannas (hubungan antar manusia) saja, karena saya rasa semua yang muslim juga sudah paham kaitan sholat berjamaah di masjid dengan Hablum Minallah (Hubungan dengan Allah) itu seperti apa.

Saya akan mulai dengan sebuah pertanyaan: “Apakah bedanya sholat berjamaah di masjid dengan sholat sendiri?”. Tentu semua tahu bahkan anak SD juga paham jika yang namanya sholat berjamaah tidak bisa dilakukan sendiri, artinya ada individu lain di dalamnya. Dan tentu jika anda sholat berjamaah di masjid dekat rumah yang akan anda temui adalah para tetangga. Hal utama penyebab minimnya interaksi sosial dengan tetangga adalah jarangnya kesempatan untuk bertemu. Dengan sholat berjamaah di masjid, minimal subuh dan isya, kita memiliki kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi dengan tetangga.

Jika kita berpikir sejenak tentang ibadah sholat subuh berjamaah di masjid, seharusnya kita sadar bagaimana Allah mengerti kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan tetangganya di tengah rutinitas. Ketika adzan mulai dikumandangkan, kita dibangunkan dengan kalimat yang baik lalu melangkahkan kaki keluar rumah. Saat dalam perjalanan pun terkadang kita bertemu dengan tetangga yang juga menuju masjid, dan ada interaksi di sana sekalipun hanya menanyakan kabar. Ketika sampai di masjid para tetangga berkumpul di satu tempat sebelum melaksanakan rutinitasnya. Setelah sholat, kita bisa berinteraksi dengan mereka sebelum pulang dan melanjutkan ke kantor.

Saya sendiri menyadari salah satu hikmah sholat subuh dan isya berjamaah di masjid dekat rumah tersebut setelah menikah dan pindah. Sebelum itu peran saya masih sebagai anak dalam keluarga sehingga terkadang tidak sadar hikmah tersebut walaupun ikut menjalaninya. Saya pribadi, ketika baru pindah, mendapatkan sebagian besar informasi yang dibutuhkan tentang lingkungan baru ini dari masjid, maksudnya dari para tetangga baru yang bertemu di masjid. Saya bisa tahu ketika ada tetangga yang sakit, apa yang biasa mereka kerjakan, dimana mereka bekerja, kabar anggota keluarga mereka, bahkan ketika ada warga baru, semuanya bisa jadi didapatkan melalui interaksi di masjid.

Jadi, jangan jadikan rutinitas ala kantoran sebagai alasan untuk tidak mengenal tetangga Anda. Untuk saya pribadi dengan mengetahui hikmah ini maka ketika nanti memutuskan akan pindah ke lingkungan baru, salah satu yang menjadi bahan pertimbangannya adalah jarak ke masjid terdekat.

Jika anda punya masalah dengan minimnya interaksi sosial dengan tetangga, maka rutinkan sholat berjamaah di masjid terutama saat Subuh dan Isya. 🙂

Berliyanto
Berliyantohttps://www.berliyanto.com
Dosen di Institut Teknologi Budi Utomo yang aktivitas kesehariannya tidak bisa lepas dari mengajar, meneliti, dan mengabdikan diri kepada masyarakat. Memiliki minat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan software engineering, IS/IT management, e-Learning, dan higher education management. Kadang-kadang suka juga menulis di Blog ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here